JAKARTA – PERJALANAN Akhmad Munir menuju puncak kepemimpinan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat bukanlah kisah yang singkat. Jalan yang ia tempuh penuh lika-liku dan perjuangan panjang, hingga akhirnya ia berhasil memimpin organisasi wartawan tertua di Indonesia tersebut sebagai Ketua Umum PWI Pusat periode 2025–2030.
Bagi kalangan wartawan, sosok Cak Munir, yang akrab disapa, bukanlah nama asing. Pengalaman kepemimpinannya sudah teruji sejak memimpin PWI Jawa Timur. Di bawah kepemimpinannya, PWI Jawa Timur berkembang pesat, bahkan ia sukses menginisiasi program beasiswa bagi wartawan untuk menempuh pendidikan S2, yang memberi banyak kesempatan bagi wartawan di Jawa Timur untuk meningkatkan kualitas kompetensi mereka.
Meskipun saya pribadi tidak terlalu dekat dengannya, beberapa kali kami hanya bisa berkomunikasi melalui pesan WhatsApp. Namun, saya sangat mengapresiasi langkah-langkah besar yang telah ia lakukan selama memimpini.
“Nama Cak Munir pertama kali mencuat dalam bursa calon Ketua Umum PWI pada Konferensi PWI di Solo pada 2018. Saat itu, saya hadir sebagai peserta penuh dari PWI Gorontalo,”ucap Ketua Umum DPP Pro Jurnalismedia Siber (PJS), Kepada Awak Media Sabtu, 30 Agustus 2025
Sayangnya, peruntungan belum berpihak kepadanya, karena dalam persaingan sengit dengan Atal S Depari dan Hendri Ch Bangun, Atal berhasil unggul tipis dengan selisih hanya dua suara.
Lima tahun kemudian, pada Kongres 2023 di Bandung, Cak Munir kembali mencalonkan diri. Kali ini, meski mendapat dukungan luas, kemenangan berpihak pada Hendri Ch. Bangun yang berhasil mengalahkan petahana Atal S. Depari dalam kontestasi tersebut. Namun, masa kepemimpinan Hendri tidak berjalan mulus.
Selama masa jabatan Hendri, PWI mengalami perpecahan internal yang serius. Dualisme kepemimpinan menyebabkan keretakan di tubuh organisasi. Dampaknya sangat signifikan, antara lain ketidakmampuan untuk menggunakan kantor PWI di Gedung Dewan Pers, serta pembekuan kegiatan penting seperti pengiriman anggota ke Dewan Pers dan penyelenggaraan Uji Kompetensi Wartawan (UKW).
Perpecahan ini bahkan merembet hingga ke daerah-daerah, meninggalkan luka mendalam dalam dunia jurnalistik tanah air.
Kondisi ini mendorong semua pihak untuk menyadari pentingnya menyelamatkan marwah organisasi. Akhirnya, kesepakatan untuk menggelar Kongres Persatuan disepakati guna mengakhiri konflik dan merajut kembali tali persaudaraan.
Pada 30 Agustus 2025, di Cikarang, Jawa Barat, kongres ini menjadi momen penentuan. Cak Munir kembali bersaing dengan Hendri Ch. Bangun dalam perebutan kursi Ketua Umum.
Di luar dugaan, Cak Munir berhasil meraih kemenangan telak meski awalnya Hendri lebih diunggulkan, dengan mayoritas pengurus daerah lebih banyak berpihak padanya. Namun, dalam kontestasi ini, Cak Munir berhasil memenangkan hati mayoritas peserta kongres.
Sejarah mencatat bahwa Cak Munir tidak memerlukan dua periode untuk mencapai puncak kepemimpinan PWI. Kini, ia resmi menakhodai PWI Pusat selama lima tahun ke depan. Atal S. Depari, yang juga merupakan salah satu tokoh senior di PWI, dipercaya untuk mendampingi sebagai Ketua Dewan Kehormatan PWI.
“Sebagai sesama penggiat kompetensi wartawan, saya, atas nama pengurus dan anggota Pro Jurnalismedia Siber (PJS), mengucapkan selamat kepada Cak Munir,” ungkapnya.
Kami berharap, dengan kepemimpinan baru ini, sinergi antara PWI dan organisasi wartawan lainnya dapat semakin erat, serta melahirkan wartawan Indonesia yang semakin kompeten, profesional, dan berintegritas.(*)